Sebelumnya saya menceritakan kisah tentang semangat ibadah pantang menyerah seorang lelaki tua dengan keterbatasan panca indranya.
Ini kisah lain yang diceritakan ayahku dengan mata berbinar binar dan tatapan kagum.
Jarak Cirebon-Bekasi yang tidak terlalu jauh membuat kedua orangtuaku sering berkunjung di kediaman mungil kami di Bekasi sekalian menengok dan mengunjungi dua adikku yang lain yang sedang kuliah di Cikarang dan Jakarta.
Ayah selalu mengusahakan untuk sholat berjamaah di masjid termasuk ketika di Bekasi, Rutinitasnya setelah sholat Isya, jam 21.00 ayah tidur, bangun pukul 02.00, mandi holat tahajud dan mengaji, jam 04.00 berangkat ke mesjid sambil menunggu subuh di sana.
Pandangan ayah terpaku dan tertarik pada seorang bapak tua berusia sekitar 70 tahun dengan keterbatsan gerak. Dari rumahnya yang tidak jauh dari mesjid, si bapak mengendarai sepeda motor matic ke mesjid. sesampainya di parkiran mesjid ia memberhentikan motornya, dan menunggu petugas mesjid membantunya turun. Ya si bapak in bisa dikatakan hampir lumpuh. Ia hanya bisa melangkahkan tepatnya menggeserkan kakinya lambat lambat 2-3 cm setiap kali geser. Maka ketika azan subuh tinggal beberapa menit lagi berkumandang, para petugas mesjid bergegas memapah membantu si bapak untuk masuk ke dalam shaf. Si Bapak menolak untuk sholat duduk karena ia merasa masih mampu melakukannya dalam keadaan berdiri, walau lambat-lambat walau tertatih tatih. Dari cerita ayah, bapak ini selalu ada setiap sholat subuh tak pernah absen. Masya Allah....
Dari kisah ini.aku bisikkan dan mohonkan doa pada Mu, berilah bapak mulia kesembuhan agar ia lebih mudah beribadah Ya Allah
Subhanallah.... dengan fisik segar bugar ini, begitu malas kami melangkahkan kaki ke rumahMu Ya Allah, sedangkan hambaMu yang lain dengan penuh suka cita mengeserkan kakinya lambat-lambat menuju rumahMu, menggeserkan karena ia tidak mampu melangkah.
No comments:
Post a Comment