Saturday, June 30, 2012

Assalamualaikum dear little baby

Bissmillahirahmanirrahiim...

Sabtu, 30 Juni 2012

19.30 wib

Hari ini, hari yang tidak akan umi dan abi lupakan nak... we saw you for the first time.

Setelah 1 minggu yang lalu memastikan adakah tempat bernaungmu nanti di rahim umi, hari ini umi dan abi berharap bisa melihat sosokmu dalam kantong gelap nan hangat itu. Ada harap dan cemas yang sempat mengusik sedikit hati umi, berdasarkan apa yang umi ketahui dulu ketika umi belajar menjadi seorang dokter. Kecemasan bagaimana jika kau tak ada di sana nak. Tapi penciptamu itu Maha baik nak, Allah SWT.

Umi dan abi mendaftar seperti biasa untuk menemui dokter, kemudian oleh perawat yang baik hati, tekanan darah umi diukur, 100/70, agak rendah dari biasanya tapi normal untuk ukuran orang hamil. Kemudian berat badan umi ditimbang 60.59, naik 7 ons dari satu minggu yang lalu :), tak apa nak asal kau dapat bertumbuh dengan sehat.

Sambil memeperhatikan canda gurau keluarga kecil di depan umi dan abi, kami menunggu nama umi dipanggil untuk masuk ke ruang dokter.

"Ibu Lefi Yusnasari"

Akhirnya setelah menunggu beberapa menit, nama umi dipanggil. Abi yang sedang memakan makanan kecil mempercepat kunyahannya. hihihihi.... abi mu itu... lucu nak...

Sesi wawancara singkat dengan dokter, menyakan apakah umi mual, pusing? alhamdulillah sejauh ini, Allah benar-benar memberi kemudahan buat umi, umi jarang mual dan tidak pernah muntah ataupun pusing, umi hanya cepat lelah dan pegal-pegal, yang segera bisa hilang hanya dengan diusap-usap dan dipijat ringan oleh abi.

Dokter meminta umi berbaring di ranjang periksa, memeriksa kandungan umi dengan alat usg transabdominal, jadi umi akan menengokmu melalui jendela perut umi. Berdebar jantung abi dan umi menanti kehadiranmu nak, ketika kamera usg berhasil menangkap kantung kehamilan dengan bayangan putih disana. Umi tahu itu engkau nak, walau dengan alat buatan manusia ini, kau terlihat seperti bayangan putih.

Kemudian dokter menawarkan untuk usg transvaginal, jadi umi ingin melihatmu lebih jelas nak, langsung lewat pintu jalan lahir umi. Seketika umi meneteskan air mata, ketika di layar usg, terlihat kau disitu berukuran hampir 8 mm dengan degup detak jantung yang sangat jelas.

"Alhamdulillah... assalamualaikum dear little baby.... ini umi dan abi, baik-baik disana, nak. Bertumbuhlah dengan baik, seraplah apa yang baik yang umi makan, jika ada yang buruk, buang nak, jangan kau serap ya sayang... Sampai jumpa nanti pada waktunya, banyak sekali cerita yang umi dan abi simpan untukmu...."

"our baby"
berdasarkan USG pada tanggal 30 Juni 2012, umurnya 6 minggu 5 hari
tapi berdasarkan hari pertama haid terakhir umurnya : 8 minggu 4 hari

Bulan depan umi dan abi nengokin lagi ya sayang... baik2 disana...

Love u

Umi dan Abi

Monday, June 25, 2012

Selamat jalan, sahabat

Kamis, 21 Juni 2010 siang

Siang itu saya berada di klinik, sembari menunggu pasien datang, saya mengisi waktu dengan memeriksa blackberry saya. Tiba pada satu recent update seorang teman yang baru meng-update status bbmnya "Pray for Paulus". Sejenak berpikir, hey Erika ini (yang mengupdate status) kan satu SMA dengan teman SDku yang bernama Paulus.

Segera mengirimkan pesan
"Kenapa Paulus, Er?"

Tak kunjung dijawab, karena penasaran saya segera mengakses detik.com. Seketika tertegun, berusaha menahan ujung tangan dan kaki yang mulai dingin, badan lemas dan gemetaran. Di halaman web tercantum kabar tentang jatuhnya pesawat fokker yang sedang latihan rutin di sekitar bandara Halim, Jakarta Timur. Di sana dicantumkan bahwa semua kru yang berjumlah 7 orang tidak ada yang selamat. Dan copilot pesawat tersebut disebutkan "Lettu Paulus". Sambil berdoa dalam hati bahwa yang di maksud bukan teman kami. Datang konfirmasi dari Erika bahwa benar "Lettu Pnb. Paulus Adi Prakoso" sahabat kami lah yang ada di pesawat itu setelah dikonfirmasi ke salah satu stasiun TV.

Aku sibuk mengirimkan pesan kepada sahabat2ku satu SD yang ada di kontak BBM untuk mendoakan Paulus. Karena pada saat itu masih jam kerja, sebagian besar dari mereka tidak tahu berita tersebut, dan segera mengkonfirmasi lewat tayangan TV dan situs berita yang bisa diakses. Bahkan salah seorang teman saya langsung menghubungi ibu kandung Paulus untuk konfirmasi.

Kemudian muncul kabar bahwa Paulus selamat dan sedang kritis di ICU. Kelegaan sedikit terkuak, harapn sedikit muncul. Tapi... Allah berkehendak lain, tak berapa lama setelah itu, muncul kabar di TV bahwa sahabat kami telah berpulang. Benturan dan ledakan pesawat yang cukup kuat membuat raga sahabat kami menyerah.

Kabar duka ini seketika menerbangkan kenanganku tentang Paulus kecil. Satu-satunya anak TNI di sekolah kami, yang selalu dengan bangga diantar oleh sang ayah yang berseragam TNI dengan vespa birunya. Jiwa kepemimpinan yang sudah melekat sejak usia sekolah dasar. Hingga selepas SMA di Solo ia pun memutuskan masuk AAU dan menjadi lulusan terbaik pada tahun 2007 serta berkesempatan langsung diwisuda oleh presiden SBY.

Ya kami memang sudah lebih dari 15 tahun tidak bertemu muka, tapi alhamdulillah lewat jejaring sosial dan BBM silaturahmi kembali terjalin. Pesan lewat bbm yg terakhir aku ingat, undangan ke pernikahannya November 2011, dan kabar bahagia bahwa istrinya Rini langsung mengandung buah cinta mereka.

Ya, sahabat kami, Paulus pergi meninggalkan seorang istri yang baru dinikahinya 7 bulan lalu, dengan buah cinta di dalam rahimnya. Terdengar kabar bahwa baru beberapa hari sebelum kejadian mereka baru melaksanakan upacara adat jawa 7 bulanan untuk menyambut sang buah hati. Melihat sosok sang istri di layar kaca dengan perut besar dan baju hamil biru tua, doa aku panjatkan agar ia dan buah hati diberi kekuatan.

Innalillahi wa innalillhi roji'un

Selamat jalan sahabat kami Lettu.Pnb. Paulus Adi Prakoso semoga kau tenang di sana kawan

Thursday, June 21, 2012

Senin, 18 Juni 2012

Pagi itu aku dan suami terbangun pukul 03.30 wib dikarenakan ada mbak wulan yng menginap di rumah dan harus naik taksi jemputan pagi-pagi sekali untuk mengejar pesawat paling pagi ke Batam. Begitu bangun seperti biasa ke kamar mandi untuk BAK, eh aku lupa hari ini mau test pack ya... yaaaaah sudah keburu BAK ya sudahlah...

karena masih sangat pagi dan kelelahan, setelah mbak wulan berangkat kami tidur lagi, bangun pukul 05.00, dalam keadaaan setengah mengantuk, aku membawa testpack ke kamar mandi. Pada hari itu aku sudah telat haid 17 hari. Kenapa baru di test? karena saya memang seringkali telat haid apalagi kalo kecapekan, mengingat kegiatan minggu sebelumnya yg menguras tenaga, aku tak terlalu berharap, ah paling ini telat karena kecapekan.

Setelah melakukan prosedur sesuai yang tertera pada bungkus produk, aku mengamati layar testpack yang putih berbah menjadi pink dengan DUA GARIS di dalamnya. Alhamdulillah..... seketika aku berteriak bergegas ke kamar menghampiri suamiku yang sedang memeriksa gadgetnya.

"Mas Dliyaa..... Garis dua!!!!"
"Alhamdulillaaaaaah"

Suamiku segera menghampiriku memelukku yang sudah meneteskan air mata dari tadi. Seraya berbisik

"Alhamdulillah inilah buah sabar yang manis, buah hijrah ke arah yang lebih baik"

Aku segera melepaskan pelukannya, aku belum sholat subuh... bergegas berwudhu dan sholat subuh dengan berlinang air mata dan sujud panjang penuh syukur.

Hari itu hari yang sangat indah di rumah kecil kami, sekarang ketika berangkat kerja ada ritual tambahan selain salim, peluk, dan cium kening, suamiku memberikan kecupan hangat di perut sambil membisikkan doanya.

Selanjutnya hari itu dipenuhi dengan perasaan campur aduk, senang, haru, syukur. Menyampaikan berita bahagia pertama kepada Devi sahabatku yg dengan sigap bertanya "ada kabar baik apa?" setelah status di BBM ku berganti dengan "Alhamdulillah". Mengirimkan kabar kepada Echa, tetangga, sahabat, teman curhat... kepada Alin sahabatku yng kehamilannya diketahui seminggu sebelumnya. Pesan2 yang dikirim dengan cucuran air mata haru.

Sengaja tidak memberitahu keluarga pertama kali, karena kami ingin memastikan dulu lewat USG DSOG malam harinya.

Setelah dipastikan ada kantung kehamilan di rahimku barulah pesan2 singkat kepada adik2ku dan adik2 iparku dikirimkan. kabar bahwa insyaAllah sebentar lagi mereka akan dapat keponakan pertama :).
Kemudian pesan penuh haru buat ibu dan ibu mertua, minta doa agar aku dan calon cucu pertama mereka dalam keadaan sehat.

Orangtua dan Mertua yang dengan sangat bijaksana berbesar hati menahan diri untuk menyinggung masalah momongan selama 20 bulan pernikahan kami, sehingga kami sama sekali tidak terbebani.

Bissmillah for Happy Pregnancy... Aku akan berusaha menjaga kehamilan ini dengan Allah sebaik-baiknya penjaga....

The Answer

habis gelap terbitlah terang

setelah kesulitan pasti ada kemudahan

sabar itu buahnya manis

Mungkin itulah yang menggambarkan perasaanku sekarang ini. Masih ingat postingan sebelumnya? ya posting sebelumnya menceritakan betapa kami sedang sangat diuji... Tapi... Allah yang Maha Kaya itu memberi hadiah tak ternilai atas ujian kami :)

Setelah lebih dari 20 bulan menanti, menunggu, berharap, akhirnya hadiah itu datang juga... jawaban atas semua doa...

Yup Alhamdulillah sebuah alat buatan manusia itu menunjukkan tanda garis dua... :)
Iyaaaa alhamdulillah aku hamil... alhamdulillah kami akan jadi orang tua insyaAllah... :)

Ungkapan "indah pada waktnya" yang selama ini aku anggap sangat klise, terasa benar, amat2 benar :) Allah memang paling tahu mana yang terbaik, kapan yang terbaik..

Kalau mau ditelaah... memang ini saat paling tepat,
  • disaat kondisi ekonomi kami sudah bisa dikatakan stabil
  • disaat kondisi emosi sudah bisa saling menyesuaikan
  • disaat cinta kepada keluarga dari pasangan sudah sebesar cinta pada keluarga kandung
  • disaat pekerjaan kami sekarang mendukung untuk memiliki waktu interaksi yang cukup dg buah hati kami, dan disaat keberkahan satu persatu ditunjukkan Allah lewat orang-orang sekeliling.

Kalo mau diitung-itung banyak sekali alasan yang bisa dan tidak bisa ditelaah kenapa Allah kasih sekarang.

Jadi buat wanita-wanita di luar sana, yang masih dalam tahap menanti. I've been there... percaya... pasti Allah kasih di saat yg benar2 tepat.

Kami pernah berada dalam fase sedih, fase marah, fase logika sampai akhirnya tiba dalam fase pasrah

Prinsip yang aku dan suami pegang pada fase pasrah penantian ini "Kita boleh berusaha semaksimal mungkin pada teknis dunia, tapi dikasih atau ditunda itu hak Allah sepenuhnya"

Dan pada fase pasrah inilah Allah kasih jawabannya :)